Avikom Review: Ali Topan (2023), Perjalanan Memberontak Kemapanan

Pemberontakan Ali Topan meluap kembali dalam film terbarunya dengan kisah yang lebih dekat dengan masa kini. Film Ali Topan diangkat dari novel berjudul sama karya Teguh Esha. Film yang tayang perdana di Indonesia di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ini disutradarai oleh Sidharta Tata dan dibintangi oleh Jefri Nichol, Lutesha, Reza Hilman, Alex Matthew, Omara Esteghlal, dan Ari Sihasale.

Bercerita mengenai Ali Topan (Jefri Nichol) yang banyak menghabiskan waktunya di jalanan dan Warung Seni bersama teman-temannya di bawah bimbingan Opung Brotpang (Ari Sihasale). Hadirnya Anna Karenina (Lutesha) yang merupakan anak bungsu dari petinggi bisnis properti memberi warna baru dalam hidup Ali. Sayangnya, hubungan romansa ini ditentang oleh kedua orang tua mereka. Meski begitu, pertentangan tersebut tidak membuat hubungan mereka meregang. Mereka justru melakukan perjalanan jauh untuk mencari kakak Anna yang sudah lama menghilang. Namun, perjalanan mereka ternyata tidak berjalan mulus.

Tak dapat dipungkiri bahwa kisah tentang remaja nakal jatuh cinta bukanlah hal yang asing dalam perfilman Indonesia. Namun, menariknya, Ali Topan berhasil dikemas dengan pembawaan yang menarik dan jauh dari kata klise. Sejak awal film, penonton sudah disuguhkan dengan pertunjukan aksi oleh Ali yang turut memperlihatkan latar belakang lingkungan Warung Seni yang membentuk karakter tokoh Ali yang terkesan rebel.

Bicara mengenai karakter, film ini bisa dibilang berhasil dalam membangun karakter Ali dan Anna dengan pendalaman latar belakang yang cukup untuk memantik rasa simpati penonton. Chemistry Jefri Nichol dan Lutesha pun juga tidak perlu diragukan lagi. Mereka mampu membangun chemistry yang apik hingga terasa natural. Kendati demikian, hal tersebut tidak selamanya berarti baik, pengenalan cerita yang terlalu berpusat pada Ali dan Anna seolah menjadi penghalang untuk mengenal karakter lain yang sebenarnya memiliki potensi untuk semakin memperdalam cerita.

Secara garis besar, film berdurasi 114 menit ini sebenarnya memiliki inti cerita yang menarik. Namun, sayangnya, beberapa kejadian hanya ditampilkan secara sekilas, bahkan terkesan terburu-buru hingga memberikan sedikit kekosongan yang mengganjal cerita. Meski demikian, pesan yang ingin disajikan pun masih dapat tersampaikan dengan jelas kepada penonton. Terlebih dengan pembawaan yang menarik dengan sedikit selipan candaan di beberapa dialognya. Hal tersebut membuat film terasa ringan untuk dinikmati, meskipun sebenarnya juga memiliki pesan yang cukup dalam.

Selama penayangan, penonton seolah tak dibiarkan untuk merasa bosan dengan ragam adegan laga yang ditampilkan dengan iringan musik yang juga memberikan efek seru hingga menegangkan dari tiap adegan yang disuguhkan. Belum lagi dengan pemandangan alam yang disajikan selama petualangan Ali dan Anna berlangsung, yang menambah menarik perjalanan mereka untuk ditonton.

Akhir kata, meski masih memiliki beberapa kekurangan, secara keseluruhan film Ali Topan merupakan film yang layak ditonton terlebih dengan beragam sisi menarik yang film ini miliki.

Artikel ini ditulis oleh Sabrina Az Zahra, email: sabrina.az.zahraaa@gmail.com

AVIKOM FILM

AVIKOM FILM

Leave a Reply

Jl. Babarsari, Janti, Caturtunggal, Kec. Depok, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
089517891709

avikom.upnyk@gmail.com