“I love my friends, I love movies, long live cinema!”
Kutipan yang begitu berkesan dari film berdurasi 130 menit ini mengubah makna “rekan kerja” dalam sebuah proyek film pendek menjadi lebih istimewa.
Film Not Friends (2023) yang disutradarai Atta Hemwadee ini mewakili negaranya, Thailand, di ajang Piala Oscar 2024. Melalui kisah coming of age anak SMA, film bergenre drama-komedi ini mengemas persahabatan, cita-cita, dan cinta menjadi satu kesatuan yang dinamis juga manis. Jalan cerita yang sederhana tetapi dekat dan nyata dengan penonton mampu menghidupkan kembali memori tentang masa yang digadang-gadang sebagai masa terindah, yaitu Masa SMA.
Berkisah tentang karakter Pae (Tony Anthony) yang berencana membuat film pendek untuk masuk ke perguruan tinggi tanpa tes. Pae melihat kematian Joe (Jump Pisitpol), teman sebangku yang datang menawarkan pertemanan pada hari pertamanya setelah pindah sekolah, sebagai sebuah kesempatan. Ia lalu mengusulkan akan membuat film pendek untuk mengenang kisah Joe. Dukungan dari banyak orang pun datang, termasuk dari Ibu mendiang Joe.
Beragam karakter yang dibangun membuat film ini terasa lebih hidup dengan berbagai emosi yang fluktuatif, sifat idealis, serta pengambilan keputusan yang impulsif ketika menghadapi konflik dan hal tak terduga. Tak lupa akan passion dan semangat yang menggebu-gebu, Not Friends berhasil memvisualisasikan karakter remaja dengan sempurna.
Adegan parodi yang berasosiasi dengan Christopher Nolan dan Mission: Impossible membuat penonton heran geleng-geleng kepala sekaligus kagum dengan kesungguhan dan tekad para remaja ini sepanjang proses pembuatan film. Adegan tersebut menyihir para filmmaker untuk tenggelam semakin dalam ke ingatan ketika hari produksi. Pendekatan yang relatable ini memberikan experience seakan-akan para filmmaker terlibat secara langsung dalam dinamika Pae dan kawan-kawan. Selipan-selipan komedi out of the box dan momen mengharu biru yang disuguhkan bak roller coaster ala Film Thailand tak pernah gagal mengundang gelak tawa yang disusul empati serta tangis haru penonton.
“Kini pelayaran kapal ini harus berakhir, seperti berakhirnya mimpi setelah kita menyeberangi laut.”
Kalimat yang disampaikan oleh Bokeh (Thitiya Jirapornsilp) pada pidato kelulusan ini terasa sangat personal dan berhasil membuat saya dan teman-teman tertegun.
Penting dengan siapa kamu menonton film ini. Karena setelahnya kalian akan memaknai persahabatan dan sinema dengan perspektif yang berbeda. Terima kasih untuk teman-teman yang tidak membiarkan saya menonton sendiri, melainkan lebih memilih untuk duduk di samping saya dan berbagi suka duka melalui film ini. Ketika pelayaran kapal harus berakhir dan mimpi sudah sampai di seberang lautan, semoga proses dan karya kita selalu bisa menjadi memori baik untuk dikenang selamanya.
Artikel ini ditulis oleh Lalita Soleha Permata Hati, email: lalita.soleha21@gmail.com