Avikom’s Review: Belajar Parenting Ala Dua Hati Biru (2024)

Dua Hati Biru (2024) yang merupakan sekuel dari Dua Garis Biru (2019) sudah tayang di bioskop per tanggal 17 April kemarin. Film garapan Gina S. Noer dan Dinna Jasanti ini menarik banget nih! Ada banyak banget hal yang bisa bikin kita terpukau selama nonton filmnya. Penasaran kayak gimana? Keep it scroll here ya!

Melanjutkan kisah Dara, Bima, dan Adam. Dara kembali dari Korea untuk bertemu dengan Bima dan Adam yang telah berusia 4 tahun. Konflik muncul antara Bima dan Dara karena peran ibu dalam merawat Adam. Hubungan mereka pun menegang karena perbedaan pandangan sebagai orang tua muda.

Banyak isu yang dibahas, mulai dari hubungan komunikasi Bima dan Dara, masalah keluarga, hingga cara mendidik anak. Cara mendidik anak yang diinginkan Dara dengan yang dilakukan oleh Bima dan keluarganya bertolak belakang hingga berujung pada cekcok dan perdebatan. Tidak sadar Adam sering mendengarkan perkelahian orang tuanya sehingga dia beberapa kali menjadi sensitif. Berbagai cara serta rintangan dihadapi Bima dan Dara agar dapat meluluhkan hati Adam ketika konflik terjadi.

Akting Aisha Nurra Datau sebagai Dara enggak perlu diragukan lagi karena pembawaannya sebagai Ibu Adam sangat menjiwai. Enggak cuma itu, akting dari pemain lain juga sangat memukau! Penampilan para pemainnya bikin penonton turut terbawa ke perjalanan emosional yang dalam. Soundtrack yang ditempatkan dalam adegan tertentu juga sangat pas dan membuat adegan semakin bermakna. Lagu Satu-Satu dari Idgitaf dan Growing Up yang dinyanyikan oleh Rara Sekar menjadi soundtrack yang berhasil menghidupkan suasana cerita. Musik dan desain suaranya turut menambah kedalaman perasaan yang disampaikan dalam setiap adegan.

Dari segi sinematografi, komposisi frame yang dipilih sesuai buat menggambarkan kedalaman emosi karakter. Beberapa shot yang diambil secara long take pun juga memberikan tambahan efek emosional. Set lighting secara dramatis di setiap adegan menciptakan nuansa yang sesuai dengan perubahan suasana hati para pemain. Pemilihan tone warna yang terdapat di dalam berbagai macam warna cool menggambarkan kehidupan rumah tangga Bima dan Dara yang sesekali dingin dan penuh konflik. Penggunaan ikan-ikan sebagai properti art membuat film ini menjadi unik. Ikan sendiri dimaknai sebagai simbol yang membawa kelegaan dan harapan, sifatnya yang menumbuhkan kedamaian cocok untuk diajarkan kepada anak-anak.

Selama menonton, kita seolah-olah dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga Bima dan Dara. Hiruk pikuk di pagi hari ketika siap-siap berangkat kerja, suasana rumah saat ditinggal kerja, perdebatan yang terus-menerus tanpa ujung, dan masih banyak kondisi lainnya yang mana bikin kita bisa speechless. Fakta yang disadari dari film ini dan sering dialami di kehidupan berumah tangga yaitu ternyata berkomitmen buat mengasuh anak itu enggak segampang yang dibayangkan. Ada banyak banget hal yang harus didiskusikan bersama pasangan, belum lagi kalau ada pihak ketiga yang ikut andil dalam menentukan keputusan. Wah, enggak kebayang ‘kan gimana complicated-nya?

Momen heartwarming dari film ini menurutku muncul dari soundtrack yang dinyanyikan oleh anak kecil, mengalun mengiringi adegan Dara bersama Adam. Selain itu, ada banyak adegan yang membuat kita sebagai penonton serasa naik roller coaster karena emosi yang berubah-ubah. Siap-siap tisu deh buat yang gampang terbawa perasaan. Nah, film ini cocok banget buat ditonton bareng keluarga, teman, pacar, atau kenalan online-mu itu. Jadi, gimana, Kapan mau nonton Dua Hati Biru?

Artikel ini ditulis oleh Aisyah Khoirunisa, email: akhasin12@gmail.com

AVIKOM FILM

AVIKOM FILM

Leave a Reply

Jl. Babarsari, Janti, Caturtunggal, Kec. Depok, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
089517891709

avikom.upnyk@gmail.com