Sebagai seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi, sekaligus bagian dari KSM Avikom, proses berfikir kreatif akan selalu digunakan setiap saat. Dalam proses pembuatan karya audiovisual mulai dari proses pengembangan naskah hingga post-production, ide kreatif selalu dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Namun, pasti selalu ada momen di saat sedang menjalani proses berfikir kreatif, kita mengalami stagnan. Ide-ide yang seharusnya muncul dalam proses ini, seketika hilang dan tidak dapat diproses oleh kepala kita. Inilah yang disebut Creative Block.
Momen creative block cukup wajar dialami oleh beberapa orang. Bahkan, untuk seorang yang sudah terbiasa melatih cara berfikirnya. Faktornya cukup banyak, seperti rasa jenuh, kesegaran fisik dan psikis, kondisi lingkungan, serta masalah lainnya yang bisa muncul dari mana saja, baik internal atau eksternal. Jangka waktu terjadinya creative block berbeda-beda, beberapa orang hanya mengalaminya dalam kisaran waktu beberapa jam, dan yang lainnya sangat mungkin untuk mengalami creative block seharian, bahkan lebih.
Mencari Jalan Keluar
Creative block tidak bisa dibiarkan begitu saja. Bagaimanapun caranya, kita harus segera menemukan jalan keluar dari peristiwa ini. Beberapa cara bisa dilakukan, seperti melakukan refreshing dengan bermain game atau menghirup udara segar. Mungkin sedikit tidak masuk akal, tetapi beberapa orang akan terlepas dari creative block ketika ia berada di toilet. Entah karena memang melakukan aktivitas toilet seperti pup, atau hanya sekedar menghidupkan sebatang rokok.
Namun tentu saja itu bukan solusi yang konkrit. Karena, jika kepala kita diibaratkan sebuah baterai creative block terjadi ketika kepala kita mengalami low-bat. Dan cara paling efektif ketika baterai low-bat, tentu dengan cara di charge. Kepala kita hanya butuh istirahat agar ide kreatif bisa kembali dimunculkan. Tinggalkan sejenak pikiran tentang pekerjaan dan kembali ke meja kerja ketika baterai kepala sudah terisi penuh.
Ketika istirahat tidak mengatasi masalah, cara lain yang dapat mengatasi creative block adalah mencari referensi sebanyak-banyaknya. Jika diibaratkan sebuah dompet, creative block terjadi ketika isi dalam dompet kita sudah habis dikeluarkan. Dompet kosong tentu tidak dapat menghasilkan apapun. Dompet harus kembali kita isi agar dapat digunakan. Referensi akan memunculkan ide-ide baru yang akan mengakhiri creative block. Referensi dapat berupa karya karya terdahulu, artikel penjelasan, tutorial. Tidak ada alasan untuk kesulitan dalam mencari referensi, internet bisa mengakses semua informasi dari mana saja yang kita butuhkan.
Bukan Alasan Untuk Tidak Kreatif
Pada akhirnya, jangan jadikan creative block sebagai alasan untuk kita berhenti berfikir. Mungkin memang sering terjadi, tetapi sesungguhnya, solusinya juga hanya berada di sekitar kita. Ketika kita mengalami creative block dan berusaha mencari solusinya, justru itu akan menambah kemampuan problem solving untuk kasus-kasus serupa kedepannya. Karena kreativitas bukanlah bakat, melainkan sebuah pisau gagasan yang harus selalu diasah agar dapat digunakan.
Jika kalian masih bingung mengenai creative block, Avikom telah membuat video tentang creative block yang bisa disaksikan dikanal youtube AVIKOM UPNYK.
Artikel ini ditulis oleh Faras Sabian Rahmadyatmaja. Email: farassbn265@gmail.com