“Qodrat 2”: Salah Satu Sejarah Film Horror Action Indonesia

“Qodrat 2”: Salah Satu Sejarah Film Horror Action Indonesia

“Qodrat 2” karya Charles Ghozali hadir sebagai salah satu film paling ditunggu pada lebaran tahun 2025. Film pertamanya yang meledak pada tahun 2022, menjadikan film sekuel ini memiliki banyak fans fanatik. Bukan tanpa alasan, kehadiran film “Qodrat 2” merupakan gelombang segar bagi penikmat film Indonesia dengan pendekatan horor-aksi-religi. ”Religi” dalam film ini juga tak hanya sebagai tema selipan yang mudah terabaikan begitu saja. Namun, aspek ini sangat melekat dan sarat akan makna bagi penonton dengan kemegahan ayat suci yang dibacakan selama film berputar. 

“Qodrat 2” menceritakan perjalanan Ustaz Qodrat (Vino G. Bastian) setelah apa yang terjadi di film pertamanya. Di film pertama, kita diceritakan masa lalu Ustadz Qodrat yang kehilangan anaknya, sampai ia menyelesaikan masalah di pondok pesantrennya. Sekarang, saatnya ia melanjutkan perjalanan untuk mencari istrinya, Aziza (Acha Septriasa). Perjalanan mencari Aziza sampai di sebuah pabrik kain tempat Aziza bekerja. Ternyata, pabrik tersebut menggunakan pesugihan dan mengancam buruh pekerjanya.

Berbicara mengenai film sekuel, tentu yang diharapkan adalah kualitas yang lebih baik dari film pertamanya. Charles Ghozali berhasil mempersembahkan “”Qodrat 2″ sebagai sekuel yang solid dan hampir sempurna. Hal ini karena ‘Qodrat 2’ berhasil menghadirkan semua elemennya dalam versi yang lebih besar dan lebih kuat dibandingkan dengan yang sudah diperkenalkan di film pertamanya. Penonton dapat terpuaskan dengan world building, production design, karakter, plot, sinematografi, dan tentunya aksi yang dipersembahkan.

Aspek pertama yang akan kita bahas yaitu skala aksi film ini yang lebih besar dari film pertamanya. “Qodrat” merupakan horor-aksi yang tentu tidak biasa di Indonesia. Kita semakin ditunjukkan dengan kemampuan bela diri Ustaz Qodrat ala Film “The Raid” ketika menghadapi lawannya. Didukung dengan pergerakan kamera yang epik membuat setiap aksi Ustaz Qodrat semakin nyata. Aksi terbaik film ini adalah perkelahian Ustaz Qodrat di dalam truk, sehingga truk tersebut jatuh ke dalam jurang dengan visual effect yang realistis.

Kita juga disajikan dengan penggambaran pabrik kain dengan production design yang realistis dan megah. Pemilihan set pabrik ini juga memperluas world building dibandingkan film pertamanya. Karakter baru dalam sekuel ini tidak mudah dilupakan, seperti para buruh, satpam, dan bos pabrik, serta iblis bernama Zhadug sebagai musuh baru Ustaz Qodrat. Beberapa karakter di film pertama juga kembali ditampilkan di film kedua, seperti Ustad Qodrat sendiri, Iblis Assu’ala yang masih menjadi villain utama, dan cameo yang mengejutkan di akhir film.

Dari segi penceritaan, sequel ini cukup difokuskan kepada Aziza sebagai istri Ustaz Qodrat yang telah melakukan dosa di masa lalunya. Ternyata, ia selalu ada di setiap event yang terjadi di film pertama sebelum Ustaz Qodrat bangun dari mati surinya. Hal ini menunjukan bagaimana cerdasnya Charles Ghozali membangun cerita di film pertama sebagai set up yang disambung dengan sangat halus di sequelnya. 

”Oh.. ternyata waktu kejadian itu Aziza ada di sini,” adalah isi pikiran hampir setiap penonton ketika menyaksikan film ini.

Berbicara mengenai “Qodrat 2” ini, tentu kita harus membahas seorang Acha Septriasa, aktris yang memerankan Aziza dengan sangat baik. Acha mampu menyampaikan kecemasan dan ketakutan melalui ekspresi wajahnya, tanpa bersuara. Scene awal dan akhir film ini berisi tentang Aziza. Acha, sebagai pemerannya, mengeksekusi penampilannya dengan sempurna. Selama keseluruhan cerita, penampilan Acha selalu menjadi scene stealer di film ini.

Opening scene film ini sama seperti film sebelumnya yang memorable; adegan ruqyah Ustaz Qodrat kepada anaknya, Alif, dengan teknik kamera Point of View (POV) yang unik. Pada akhir opening film, kita diperlihatkan rekap cerita dari Qodrat pertama dengan iringan lagu rock yang cadas dan sangat megah. Semua itu menjadikan “Qodrat 2” menjadi salah satu film dengan opening scene terbaik di Indonesia.

Hal menarik yang jadi favorit saya di Film Qodrat 2 ini adalah bagaimana film ini menjadikan agama sebagai inti cerita utama, namun dikemas dengan cara yang tetap berkelas, tanpa paksaan, dan tanpa kehilangan identitasnya sebagai film horor. Dalam pembangunan ceritanya, Qodrat 2 memiliki konsultan agama yang ditujukan agar cerita di film ini sesuai dengan apa yang ada di dalam agama. Film ini memuat pesan penting seperti keikhlasan dan pertobatan. Qodrat 2 dapat menjadi sebuah pengingat bahkan tamparan harus bagi kita tentang iman dan kegelapan yang kadang datang dari dalam diri kita sendiri.

Terakhir, Magma Entertainment sebagai Rumah Produksi mengumumkan bahwa Qodrat adalah film yang dirancang sebagai film trilogi dan satu film spin-off. Film pertama dan keduanya telah penuh dengan pujian dan apresiasi. Terasa seperti Marvel atau Star Wars, perjalan Ustaz Qodrat ini sangat asyik untuk diikuti sebagai sebuah film franchise. Saya hanya berharap di film ketiganya nanti, Qodrat-Verse ini tidak akan mengecewakan penontonnya.

Artikel ini ditulis oleh Faras Sabian Rahmadyatmaja. Email: farassbn256@gmail.com

AVIKOM FILM

AVIKOM FILM

Leave a Reply

Jl. Babarsari, Janti, Caturtunggal, Kec. Depok, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
08895726644

avikom.upnyk@gmail.com