Avikom’s Review: 1 Kakak 7 Ponakan (2024), Potret Fatherhood dalam Ikatan Sandwich Generation

Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) edisi ke-19 telah sukses digelar. Dari total 182 film yang ditayangkan, salah satunya adalah 1 Kakak 7 Ponakan (2024). Film ini berkesempatan tayang perdana sekaligus menjadi penutup dari gelaran festival tahunan ini. Dibesut Yandy Laurens yang sebelumnya sukses dengan Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023), film ini mengusung tema sandwich generation, sebuah isu keluarga yang dekat dengan kehidupan sekarang.

Diadaptasi dari sinetron tahun 90-an dengan judul yang sama, film ini berkisah tentang Hendarmoko (Chicco Kurniawan) yang baru saja menyelesaikan studinya sebagai arsitek. Namun, ia harus dihadapkan dengan permasalahan keluarganya, di mana ia tiba-tiba harus menjadi “orang tua” bagi keponakan-keponakannya. Di sela-sela permasalahan tersebut, terdapat Maurin (Amanda Rawles) yang dapat membuat kesempatan hidup Moko menjadi lebih baik ke depannya. Sebagai “orang tua” bagi para keponakannya, Moko dihadapkan dengan pilihan: masa depan, cinta, atau para keponakannya.

Fatherhood di Tengah Beban Sandwich Generation

Film ini dengan lugas menggambarkan fatherhood dalam konteks sandwich generation yang mana tergambarkan melalui sosok karakter Moko yang terpaksa memikul tanggung jawab sebagai seorang “ayah” atau orang tua tunggal bagi keponakan-keponakannya setelah orang tua mereka tiada. Hal tersebut lah yang juga membuat Moko terjebak dalam situasi sandwich generation, di mana ia harus bertanggung jawab untuk menghidupi dirinya sendiri serta keponakan-keponakannya. Dari sisi cerita, film ini secara efektif menggambarkan bagaimana perjuangan Moko untuk menyeimbangkan kebutuhan materi serta emosional keponakannya, tetapi tetap dengan usaha untuk mengejar impiannya. Pengorbanan yang ia lakukan untuk memenuhi biaya hidup hingga adaptasi dengan kebiasaan baru yang semuanya berpusat pada kehidupan keponakan-keponakannya, merupakan representasi kuat dari beban yang ia tanggung sebagai sandwich generation. Tidak hanya memenuhi kebutuhan finansial, Moko juga berusaha hadir secara emosional, memberi dukungan, bimbingan, dan kasih sayang yang semakin menguatkan dirinya sebagai sosok ayah bagi para keponakannya.

Hangatnya Chemistry Moko dan Keluarga

Chemistry antara Moko dengan keponakannya menjadikan cerita dalam film ini hangat. Ceritanya mampu menggambarkan bagaimana sebuah keluarga dapat saling beradaptasi dan belajar saling mendukung pada situasi yang sulit. 1 Kakak 7 Ponakan menggambarkan karakter Moko sebagai sosok kakak dengan lika-liku kehidupannya, mulai dari sisi emosional, pengorbanan, serta bagaimana usahanya untuk memberi yang terbaik untuk keluarganya di tengah tantangan kehidupan yang ada. Selain berfokus pada keluarga, film ini juga menyoroti kisah cinta Moko dengan Maurin yang dihadapkan dengan tantangan berupa kehidupan keluarga Moko.

Lagu Tema Sal Priadi, Penguat Cerita

Pembawaan isu yang dekat dengan kehidupan saat ini menjadikan para penonton merasa haru melihat pembawaan karakter Moko yang berjuang sangat gigih menghidupi “tujuh” keponakannya. Pemilihan lagu tema dari Sal Priadi menambah sentuhan emosional yang luar biasa. Penempatan lagu tema yang dikolaborasikan dengan adegan yang sesuai, memperkuat narasi film yang penuh akan cinta dan pengorbanan dalam sebuah keluarga. Melalui pemilihan lagu tema tersebut tidak hanya menambah pengalaman menonton, tetapi juga menghubungkan kedekatan penonton dengan karakter-karakter yang ada. Penonton pun dapat turut serta merasakan bagaimana kondisi yang sedang keluarga Moko rasakan.

Sepanjang durasi 131 menit, suasana hati penonton dibuat naik turun dengan alur cerita yang dibawakan. Setiap adegan dapat menggugah perasaan penonton melalui momen-momen yang menyentuh hati hingga menciptakan tangis hingga tawa. Penonton dapat ikut serta dalam perjalanan emosional yang dialami keluarga Moko, merasakan suka duka, harapan, hingga berbagai konflik yang relevan dengan kehidupan.

Film karya Yandy Laurens yang hadir sebagai adaptasi sinetron populer di zamannya ini berhasil menghidupkan kembali cerita dengan sentuhan yang lebih modern dan relevan dengan kondisi saat ini. Mengangkat isu fatherhood dalam konteks sandwich generation, 1 Kakak 7 Ponakan mampu menggambarkan bagaimana sebuah beban dapat membentuk karakter dan memaksa seseorang untuk beradaptasi dengan peran yang tak terduga serta tantangan yang banyak dihadapi oleh generasi masa kini dalam menyeimbangkan antara tanggung jawab keluarga, impian akan masa depan, bahkan asmara. Film ini mampu menawarkan perspektif baru tentang bagaimana dinamika sebuah keluarga di era modern yang layak disaksikan lintas generasi.

Artikel ini ditulis oleh Elidya Karensa, email: elidyaaakr@gmail.com

AVIKOM FILM

AVIKOM FILM

Leave a Reply

Jl. Babarsari, Janti, Caturtunggal, Kec. Depok, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
089517891709

avikom.upnyk@gmail.com